Manfaat game
Penelitian terbaru memang
menunjukkan hubungan antara memainkan game strategi yang kompleks
seperti Rise of Nations dan kemampuan memori dan kognitif yang
meningkat. Penelitian yang lain menunjukkan bahwa otak kaum lansia dapat
fokus lebih baik ketika terlatih memainkan game.
Beberapa game lain seperti Brain Age
dan Happy Neuron mengklaim dapat membuat pemainnya mengasah mental
dengan memperbaiki memori, berpikir cepat, dan kemampuan pengenalan
visual. Game lain seperti Guitar Hero dan Rock Band menawarkan sesuatu
yang fun untuk pemainnya. Sedangkan game seperti The Beatles:
Rock Band tentunya bisa menjadi cara bernostalgia bagi para penggemar
The Beatles.
Memainkan game disebut-sebut dapat meningkatkan
kemampuan membuat keputusan dengan cepat, dan koordinasi tangan dan
mata, demikian menurut Ezriel Kornel, MD, dari Brain and Spine Surgeons
of New York di Westchester County. “Game itu sebenarnya satu set tugas
yang sangat kompleks yang sedang dijalani otak," katanya.
Namun
agar game benar-benar memberi manfaat, menurut Kornel tidak cukup bila
Anda hanya memainkannya beberapa menit. Anda harus menguasai permainan
tersebut, dan meningkatkan level, untuk memperbaiki apa yang Anda
dapatkan.
“Kapan saja otak dalam moda mempelajari sesuatu, ada
sinaps-sinaps baru yang terhubung di antara sel-sel saraf. Sehingga Anda
menciptakan ribuan koneksi yang kemudian dapat diaplikasikan untuk
tugas lain," lanjut penggemar Guitar Hero ini.
Bikin awet muda
Meskipun
demikian, tak semua game bisa memberikan manfaat untuk merangsang otak.
Menurut Anne McLaughlin, PhD, psikolog di North Carolina State
University, “Banyak juga game yang ternyata tidak memberikan manfaat.
Misalnya, orang diharapkan belajar merotasi benda dengan baik dengan
bermain Tetris. Tetapi hasil studi tidak menemukan banyak pengaruhnya.
Anda mungkin jago main Tetris, tapi belum tentu Anda jago memarkir mobil
Anda."
Game yang dianggap mampu menstimulasi otak antara lain game jenis puzzle bergambar, game strategi, crossword puzzle, kartu, puzzle visualisasi, dan ilusi optikal.
Penelitian
yang sudah ada juga menunjukkan bahwa Anda harus menemukan sesuatu yang
baru untuk meningkatkan proses belajar. Misalnya, kalau dari dulu yang
Anda mainkan cuma Sudoku, sebenarnya Anda tidak mempelajari sesuatu yang
baru. Task-task yang baru dari game yang berbeda-beda akan
membentuk jalur baru di dalam otak Anda. "Jadi, kelihatannya sesuatu
yang baru dan menantang akan jauh lebih efektif daripada sesuatu yang
menantang, namun Anda lakukan terus-menerus," kata McLaughlin.
Meskipun
demikian, tidak benar jika ada yang mengatakan bahwa memainkan game
dapat menangkal penyakit seperti Alzheimer atau demensia. Kornel
mengatakan, Anda hanya dapat memperlambat progresi gejala-gejalanya pada
batas-batas tertentu.
Orang dewasa mungkin akan menganggap main
game adalah pemborosan waktu. Namun jika Anda berniat memainkannya untuk
mengasah otak, lakukan dengan pemahaman bahwa Anda memang melakukan
sesuatu yang berguna. Setidaknya, Anda bisa menjernihkan pikiran karena
stres yang berkurang. Lagipula, jika game kerap diidentikkan dengan
permainan anak muda, bukankah itu berarti Anda awet muda?